Kamis, 24 Februari 2011

Kasih Tanpa Raga


Tak adanya raga, bukan berarti aku tak medapat kasih sayang darinya.
Kasih itu masih kurasakan sampai saat ini. walau tak ada raganya.

Kasih yang selalu menemaniku berjalan berdampingan sampai aku dewasa.
Kasih yang tak pernah putus ia berikan, walau sekarang raganya tak tampak lagi.
Ya, ayah... ayah adalah seseorang yang membuatku kagum akan sikapnya.
Walau hanya empat tahun bersamamu, aku takkan pernah lupa akan kasihmu.
Aku takkan pernah lupa akan tarian hujan yang pernah dia ajarkan.
Ayah mengajarkan begitu banyak hal tentang kehidupan.
Mungkin aku salah satu anak yang kurang beruntung, untuk berdampingan bersama ayah dengan waktu yang agak lama.
Namun, bukan suatu penyesalan untukku. Karena semua adalah jalan terbaik.
Aku tahu, ayah lebih bahagia disana, karena Tuhan dekat dengannya.
Dan aku menulis sebuah surat kepada tuhan,

“ Atas nama Bapa dan Putera dan Roh kudus “
Selamat malam Tuhan, aku hambamu kembali menemuimu malam ini.
Aku mengucapkan syukur kepadaMu karena hari ini aku masih bisa mengirimkan surat ini kepadaMU.
Tuhan, terima kasih atas apa yang telah Kau berikan kepadaku sampai saat ini.
Dan juga sekarang ayahku sudah berada dalam kerajaanMu yang begitu megah.
Tuhan, aku tahu kalau Tuhan menjaga ayah dan memberikan tempat yang layak.
Aku hanya ingin Tuhan menyampaikan pesanku kepada ayah.
sampaikan kalau aku sangat menyayanginya, sebuah kata yang belum sempat kuucapkan terdahulu.
Dan sampaikan kalau aku rindu kepadanya,
aku rindu saat dia mengajariku bermain sepeda, bercanda, tertawa dan menari dibawah rintik hujan.
Tetapi, walau hal itu takkan kurasakan lagi, aku tetap akan menyayangi ayah. karena kasihnya selalu berjalan bersamaku.
aku berjanji untuk tidak akan nakal lagi, karena aku ingin membuat ayah tersenyum diatas sana.
Dan aku akan terus menari di bawah rintik hujan, karena dengan menari dirintik hujan, aku merasa raga ayah hadir bersama jatuhnya bulir bulir air hujan yang turun.
Terima kasih Tuhan, jangan lupa sampaikan kata I LOVE YOU ayah, kepada ayahku tercinta R. Soeboko.
Selamat malam Tuhan dan Ayah.
“Atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amien”



Dian Kusumo Hapsari dan Maryo Anugerah Sarong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar