Kamis, 24 Februari 2011

Kelucuan Cintaku

"Hey, dasar cuek. kemana aja sih kamu? "
itulah yang selalu kuucapkan jika tak ada kabar darinya.
haha, lucu bila aku melihat dan memikirkan sikapku padanya.
"dasar sensian, hehe." jawabnya.
aku, aku yang selalu memintaanya selalu menyapaku, menegurku, memberikan kabar untukku dan sebagainya.
mungkin dia sudah merasa kesal melihat aku yang selalu menggigitnya jika dia berkata salah. tetapi bukan berarti menyakitinya, itu bagiku sebuah ungkapan kasih sayang dariku yang agak aneh.
hahaha.

"LOVE IS BLIND"
aku setuju dengan kata di atas kalau cinta memang buta. tetapi bukan berarti, semua tindakan negatif juga termasuk dalam alasan Love is bilind baby. 

Terkadang cinta bisa membuat orang tertawa sendiri, senyum senyum tanpa sebab dan cinta juga terkadang dapat membuat kita menangis. memang aneh sebuah kisah percintaan. sampai sekarangpun aku tak tahu cinta itu apa? aku hanya tau dari curhatan teman temanku yang mendeskripsikan kalau jatuh cinta itu mengerikan. karena mereka curhat atas dasar baru putus dengan kekasihnya, sehingga mereka berkata cinta itu jahat. 

cinta bukan sesuatu yang harus muluk muluk dijalani, cinta bukan sesuatu yang perlu ditakkutkan. cinta hanya butuh sebuah pengertian, bukan pengekangan. pengekangan hanya membawa kepergian. 
dan aku masih berusaha mengerti dirinya dan belajar menjadi seseorang yang lebih memahami kemauannya.

I LOVE YOU KAKANDA, hehe :) 
Kau Cahaya Bulan penerang malam hati

Dian Kusumo Hapsari dan Maryo Anugerah Sarong

Kasih Tanpa Raga


Tak adanya raga, bukan berarti aku tak medapat kasih sayang darinya.
Kasih itu masih kurasakan sampai saat ini. walau tak ada raganya.

Kasih yang selalu menemaniku berjalan berdampingan sampai aku dewasa.
Kasih yang tak pernah putus ia berikan, walau sekarang raganya tak tampak lagi.
Ya, ayah... ayah adalah seseorang yang membuatku kagum akan sikapnya.
Walau hanya empat tahun bersamamu, aku takkan pernah lupa akan kasihmu.
Aku takkan pernah lupa akan tarian hujan yang pernah dia ajarkan.
Ayah mengajarkan begitu banyak hal tentang kehidupan.
Mungkin aku salah satu anak yang kurang beruntung, untuk berdampingan bersama ayah dengan waktu yang agak lama.
Namun, bukan suatu penyesalan untukku. Karena semua adalah jalan terbaik.
Aku tahu, ayah lebih bahagia disana, karena Tuhan dekat dengannya.
Dan aku menulis sebuah surat kepada tuhan,

“ Atas nama Bapa dan Putera dan Roh kudus “
Selamat malam Tuhan, aku hambamu kembali menemuimu malam ini.
Aku mengucapkan syukur kepadaMu karena hari ini aku masih bisa mengirimkan surat ini kepadaMU.
Tuhan, terima kasih atas apa yang telah Kau berikan kepadaku sampai saat ini.
Dan juga sekarang ayahku sudah berada dalam kerajaanMu yang begitu megah.
Tuhan, aku tahu kalau Tuhan menjaga ayah dan memberikan tempat yang layak.
Aku hanya ingin Tuhan menyampaikan pesanku kepada ayah.
sampaikan kalau aku sangat menyayanginya, sebuah kata yang belum sempat kuucapkan terdahulu.
Dan sampaikan kalau aku rindu kepadanya,
aku rindu saat dia mengajariku bermain sepeda, bercanda, tertawa dan menari dibawah rintik hujan.
Tetapi, walau hal itu takkan kurasakan lagi, aku tetap akan menyayangi ayah. karena kasihnya selalu berjalan bersamaku.
aku berjanji untuk tidak akan nakal lagi, karena aku ingin membuat ayah tersenyum diatas sana.
Dan aku akan terus menari di bawah rintik hujan, karena dengan menari dirintik hujan, aku merasa raga ayah hadir bersama jatuhnya bulir bulir air hujan yang turun.
Terima kasih Tuhan, jangan lupa sampaikan kata I LOVE YOU ayah, kepada ayahku tercinta R. Soeboko.
Selamat malam Tuhan dan Ayah.
“Atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amien”



Dian Kusumo Hapsari dan Maryo Anugerah Sarong.

Kamis, 17 Februari 2011

Ketakutan Larut dalam Tarian Hujan!

Malam ini langit menangis, air yang turun dari langit berbarengan dengan air mata ketakutanku. Yang turun membasahi pilipisku sedikit demi sedikit. Aku berlari keluar dan berdiri merunduk di tengah turunnya hujan malam ini. aku mengenakan sehelai gaun putih yang kau berikan saat ulang tahunku. Aku terdiam, meluapkan semua ketakutanku yang jatuh bersama tetsan air hujan malam ini. hanya hujan yang mampu menghiburku. Perlahan aku mendongakkan kepalaku menatap langit, dan tubuhku mulai menari bersama air hujan. Kulekukan tubuhku secara bebas, menari di tengah turunnya hujan. Kurentangkan tanganku mengikuti gerak tubuhku berputar. Aku punya cara sendiri menghilangkan kesedihanku, kekesalanku, kegundahan hatiku dan ketakutan waktu dan hilangnya. 

Ya, hujan, hujanlah yang mampu mengajakku menari. Rintikan air hujan menjadi musik yang indah, deburan angin membuat gaunku berayun kekanan dan kekiri. Aku mulai berusaha melupakan ketakutan akan kehilangan dirimu, aku terus menari menari diderasnya hujan yang turun. Tarian itu menunjukan rasa ketakutanku, langit seakan menertawakanku, menertawakan seorang gadis yang mencintai seorang pasanganya namun masih merasa takut kehilangan. Huh (aku menghela nafas), ini benar benar lelucon percintaan. Aku bodoh memang, aku lupa akan kata kata yang menyatakan bahwa setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, kata mereka orang yang sudah menikah saja bisa cerai apalagi belum menikah?. Aku teringat dengan kata kata itu, tetapi hatiku berucap. “Aku bukan mereka! mereka ya mereka yang menjalani hidup terlalu pasrah, sedangkan aku ya aku yang selalu mencoba mempertahankan apa yang seharusnya aku pertahankan. mereka boleh berucap, tetapi aku mempunyai ucapanku sendiri.” Dari situ ketakutan itu muncul, karna takut aku tak mampu mempertahankannya. Malam ini hanya hujan yang tahu apa yang kurasa. Biarkan hanya Hujan yang tahu, ketakutan akan hilangnya waktu. Aku mulai menghentakkan kakiku, apakah kau bisa dengar gemericik percikan hentakan air yang membasahi mata kakiku?. Semua itu menjadi musik penghiburku dan musik tarian hujan malam ini. aku berharap suatu saat dirinya bisa menjadi seperti hujan, yang mampu mengajakku menari bersama. Inilah aku yang mencintaimu, inilah diriku disaat aku gelisah, inilah aku yang mengajakmu kembali menari bersamaku dan hujan yang turun. 

Dian Kusumo Hapsari dan Maryo Anugerah Sarong

Jumat, 11 Februari 2011

Kesetian


Bulan malam ini terlalu mesra
Setia temani manusia
Lentera mungil pembunuh gulita
Dikala si hitam berkuasa

Mampukah kau seperti Bulan?
matahari sudah ditelan
muncul kapan?
Tertekan?

Setia buta!
Kesenangan semata!
Cinta tiada!
Harta nampak seketika!

Manusia hinaan
Hilang kau bersama angan
Kembali pun jangan
Mati? Silahkan!

Sabtu, 12 February 2011
01.46 WIB

Maryo Anugerah Sarong dan Dian Kusumo Hapsari