Rabu, 10 November 2010

Justitia omnibus


Menjadi seperti layaknya seekor burung, siapa yang tak mau? Bebas berpergian ke mana saja sesuka insting mereka. manusia yang dihadapkan pada dua pilihan. Apakah mau menjadi manusia yang ingin bekerja dan bisa makan, atau apakah ingin menjadi manusia yang malas dan mengais-ngais makanan yang tak layak? Sebuah pertanyaan manusiawi dihadapkan.  
Semua manusia tidak menginginkan sebuah keterkekangan batiniah dan fisik. manusia bertumbuh dari anak-anak, remaja, dan sekarang saya sampai pada masa-masa kedewasaan. manusia tumbuh bersama manusia yang beragam, namun manusia menyesuaikannya bukan mengikutinya. Sebuah pandangan yang salah pada manusia yang termakan zaman saat ini, mengikuti zaman itu dan bukan menyesuaikannya. Menyesuaikan berarti mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk.
keterkekangan ini pada akhirnya menjauhkan manusia dengan banyak orang di sekitarnya. Rasa asing dan diasingkan mulai terasa. Menjadi seseorang yang berbeda dari yang lain. Melangkah sedikit lebih maju membuat perbedaan ini sangat terasa. sebuah pernyataan terlintas, ANDA SUDAH TAK SEPERTI YANG DULU. Perubahan bagi orang yang setiap hari bersama anda, yang mencintai anda dan yang selalu mengetahui anda adalah sebuah ketidak wajaran.
Manusia selalu ingin keluar. Manusia ingin keluar dari semua permasalahannya. Tapi, bagaimana? Manusia ingin menjadi seorang manusia yang tak dangkal. manusia tak ingin menjadi manusia yang hanya ingin mengais makanan sisa. manusia ingin tahu semuanya, manusia ingin berkembang. manusia bukan meninggalkan manusia-manusia yang lain. Manusia hanya ingin menjadi manusia pada hakikatnya. Manusia yang ingin tahu sesuatu dan ingin berkembang. Apa yang akan manusia dapat jika manusia tidak menjadi manusia dengan kebebasan yang terbatas seperti sekarang ini. Ataukah manusia-manusia yang lain itu hanya ingin manusia turun derajatnya menjadi seekor burung yang hanya menggunakan instingnya? Ingat, manusia  dikaruniai akal budi oleh Tuhan.
Di sini, manusia terkekang antara dua, waktu untuk kesibukannya dan waktu untuk manusia lainnya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Manusia takkan bisa hidup tanpa manusia lainnya. Menjadi suatu keegoisan jika seorang manusia hanya ingin mempedulikan dirinya sendiri. Manusia membutuhkan manusia yang lain untuk berkembang dan manusia yang lain membuthkan manusia untuk mendapatkan kasih sayangnya, perhatiannya, dan seluruh cinta kasihnya. Sebuah sikap mutualisme. Sebuah dilema fisik dan batin yang selalu dihadapkan pada manusia yang ingin berubah. Sebuah tekanan batin yang menyebabkan kegilaan. Manusia bisa gila dengan tekanan ini.
Sepenggal kutipan bahasa Latin, Justitia omnibus yang berarti Keadilan untuk semua, mengingatkan bahwa tak ada manusia yang tak menginginkan pengetahuan dan tak ada manusia yang tak menginginkan cinta. Keadialn inilah yang harus dijaga seorang manusia sehingga apa pun yang dilakukannya tidak akan pernah menyakiti manusia lainnya. Jelaskan bahwa pada manusia yang lain bahwa dia dicintai dan lakukanlah padanya!

By:Maryo Anugerah Sarong dan Dian Kusumo Hapsari
11 November 2010
12.00 WIB