Rabu, 21 April 2010

“AKU SAYANG AYAH “

Anak kecil bodoh,putih suci tak mengerti apa yang terjadi kepada seseorang yang ada di sekelilingnya, itulah AKU.Aku bersedih, berduka dan hanya dapat meneteskan air mataku karena aku harus menerima kepergian DIA dan tak kuasa menahan rasa sakit melihat seorang wanita yang terkulai lemas mencoba menutupi rasa kehilangan seorang pasangan hidupnya yang pergi dan tak mungkin kembali lagi untuk menjalani hidup yang telah mereka lalui bersama. Dan Aku belum bisa merasakan apa yang seharusnya di rasakan oleh anak anak lainnya. Aku berfikir, apa yang terjadi kepadaku tidak adil, Tuhan begitu cepat mengambil DIA dari pelukan seorang anak yang butuh DIA . Aku belum sempat mengenal siapa DIA, kasih sayangnya yang baru kurasakan hanya dalam hitungan waktu yang sangat singkat. Setiap tetes air mataku yang jatuh menghantarkan kepergiannya. DIA pergi begitu cepat sebelum aku bisa membalas semua apa yang telah DIA berikan kepadaku walau semua itu hanya kurasakan sesaat sebelum tarikan nafasnya yang terakhir. Hari hariku kelam, gelap tak ada yang dapat menyemangatiku, aku hanya bisa menjatuhan tetesan air kesedihan. Dan aku berfikir kenapa harus DIA yang pergi ? aku masih membutuhkan dia, aku masih ingin belaiaan kasih sayangnya, aku masih ingin bersamanya mengukir dunia dengan tinta yang berwarna keceriaan bahagia . tetapi semua itu hanya impian yang mungkin tak akan terwujud karena dia telah pergi. Tetapi aku yakin kepergiannya ini hanya untuk sementara, karena jika waktunya telah tiba aku pasti akan dipertemukannya kembali. Hanya dia yang dapat membuatku selalu tersenyum dan hanya dia yang memberikan kasih yang sangat tulus. Hanya dia yang dapat menghiburku disaat cercaan, celotehan anak kecil yang putih tanpa dosa mengejekku, dia ada disaat orang orang tak percaya apa yang kukatakan tentang kebenaraan DIA ada untuk membantuku membuat semua orang percaya. Sekarang aku hanya bisa memegang janji yang terakhir kuucapkan padanya sebelum DIA kembali ke tempat DIA diciptakan, aku akan menjaga Matahari yang akan selalu bersinar walaupun dalam keadaan duka atau dalam keadaanku, yaitu Ibu dan Kakakku karena, mereka adalah harta terakhirku yang aku punya di dunia ini, dan aku berjanji untuk menyanyangi mereka seperti aku menyanyangi diriku sendiri. Karena mereka berdua adalah titipan terakhirnya. Aku hanya dapat berkata seandainya waktu dapat kuulang kembali aku akan meminta pada Tuhan untuk memilih orang lain untuk di ambilnya di hari saat AYAHKU di ambil oleh Tuhan. Kata kataku yang belum kuucapkan kepadanya yaitu “AKU SAYANG AYAH “ karena ayah adalah penentu dan pedoman setiap kehidupan yang aku jalani.


NB: kesedihan mendalam yang dirasakan penulis menginspirasi penulis untuk menunjukkan seberapa dalam kesedihan yang dia rasakan dalam tulisan ini. Tulisan ini dibuat sewaktu dia masih duduk di bangku SMP.


From: Dian Kusumo Hapsari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar