Masih melekat kuat dalam ingatanku tentang masa kecilku bersamanya. Dia selalu ada disampingku, dia selalu memberi semangat agar aku mau belajar, dia selalu ada melindungiku dari ulah nakal temanku, dia selalu memboncengiku naik sepeda setiap sore, dia selalu mengenalkanku dengan teman temannya dan selalu dibilang ini “foto copy an saya loh”, dia selalu membuatkanku susu dikala aku menangis kehausan, dia selalu berusaha membuatku bahagia, dia selalu mengutamakan aku dalam hidupnya, dia yang selalu menyuapi aku makan, dia yang mengajarkan hal hal mana yang baik dan mana yang buruk, dia yang selalu ada di kala aku sedih karena kenakalan dari teman temanku, dia yang selalu mengantarkanku sekolah, dia yang selalu bisa menjadi sahabat bagiku, hanya 4 tahun aku baru mengenal dia, tuhan hanya mengizinkan 4 tahun saja. Dia, Dia, Dia yang kini telah tiada. Dia yang sudah pergi ke surga dan takkan pernah lagi ku lihat di dunia. Dia yang ada hanya kenangan dan pesan pesan atau amanah amanah yang kini harus aku jalankan dan lanjutkan. Dia yang meninggalkan istri dan kedua anaknya. Aku harus bisa membuat dia bangga dan tersenyum disana karena aku berusaha mengajak dan melukis indah pelangi di wajah kakakkku dan ibuku. Agar aku bisa menggantikan warna hitam duka menjadi warna pelangi yang cerah dan indah. Aku berusaha membawa kakak dan ibuku menuju suatu kebahagiaan walau ayah sudah tiada.
Ayah semoga kau bahagia disana ya. Ayah tak perlu khawatir ayah dengan Ibu dan Kakak disini. Dede akan selalu menjaga mereka, sesuai dengan pesan yang ayah bisikan waktu itu ayah. Aku berjanji pada ayah, aku akan membuat ayah tersenyum bangga karena Ibu, Kakak dan Dede disini bisa memancarkan sinar yang bergitu terang bagaikan matahari yang menyinari dunia dengan cahanya senyuman yang begitu indah ayah. Ayah bagiku adalah seseorang yang menjadi pedoman dan semangat bagiku untuk mejalani hidup
Tetes air mata ini mengiringi langkahku yang berat untuk mengantar kepergianmu, langit mendung turut berduka. Aku mengantarkanmu sampai tempat peristirahatanmu ayah. Aku lihat taburan bunga kamboja dan batu nisan yang bertuliskan namamu, mengingat segala kenakalan dan kesalahanku padamu ayah. Kepergianmu menyadarkanku bahwa setiap manusia pasti akan kembali ke asalnya dan kepergianmu ini mengajarkan aku tentang apa arti kedwasaan. Ayah tahukah kau, aku ini bukan anak yang nakal, karena aku tak mau membuatmu marah dan bersedih. Ayah apakah kau tahu apa cita cita dan mimpiku? “Aku akan membangun istana yang sangat megah untuk Ayah, Ibu, Kakak dan Dede kelak di surga. Ayah, kapan kita bisa bertemu kembali? Kapan aku bisa merasakan pelukan hangat, belaiaan kasih sayang darimu lagi ayah? Ayah tahukah kau, Aku sangat merindukanmu sampai akhir aku menghembuskan nafas terakhirku.
Tuhan berikanlah tempat teridah di sampingmu, karena dia begitu termat baik bagiku. Aku percaya kalau ayah disana sudah bahagia bersama Tuhan. Terima kasih ayah, walau hanya 4 tahun aku mengenalmu, tetapi itu begitu indah dan banyak kenangan antara aku dan ayah.. I LOVE YOU Ayah, I REALY MISS YOU.
Dian Kusumo Hapsari July 30 at 12:36am
NB: DIA TAHU DIA DIRINDUKAN!!
DIA JUGA MERINDUKAN MILIKNYA
SAMA SEPERTI DIA DIRINDUKAN
great....
BalasHapus