Bermula dari perkenalan, sebuah cara turun-temurun yang menandakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Pertemanan, dan lain-lain adalah sebuah tanda bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya.
Hari demi hari pun terlewati. Kedekatan yang intim mulai dirasakan. Dia sadar dia membutuhkan dia berjenis lain. Merasakan hari yang tak biasa dari biasanya. Kekosongan mulai diisi dengan kebahagiaan. Kehampaan dipenuhi dengan keceriaan. Ketertarikan terjadi. Hubungan positif-negatif yang bisa merekatkan satu sama lain. Perasaan ingin memilikki mulai terbit di sudut hati masing-masing.
Perjuangan yang cukup berani untuk menyadarkan kalau dia begitu diinginkan. Tak disangka, kalau dia juga memilikki perasaan yang sama. Senang yang sudah mencapai tingkat euphoria menghilangkan ingatan. Takkan terulang lagi hari esok. Yang ada hanyalah kejadian sekali seumur hidup. Sebuah tanggung jawab yang baru saja diberikan yakni menjaga, melindungi, menyayangi dan lain-lain yang harus dilakukan untukknya.
Alarm di rumah telah diganti oleh dia. Dia menyalami setiap matahari akan naik menunjukkan kebesarannya. Dia adalah kopi pagi penyemangat hari. Dialah bayangan yang selau menemani. Dia adalah bunyi keroncong perut, yang selalu mengingatkan betapa pentingnya sebutir nasi. Dia menjadi lonceng gereja saat Tuhan hampir saja dilupakkan. Dialah setengah patahan piring yang hilang dalam diri. Dia melengkapinya.
10 tahun terlewati. Dialah pilihan hati. Tak ada yang mampu mengganti. Sudah tepat waktu yang telah dinanti-nanti. Dia yang kunanti selama ini. Dengan keberanian kudatangi orang tuanya. Aku datang membawa segudang harapan. Tak ada lagi yang aku cemaskan. Aku tahu dia mencintai aku, dan semua keluarganya menerima aku. Aku yakin aku mampu hidup dengannya.
Perjalanan yang cukup panjang ke rumahnya. Perjalanan membawa harapan. Sejam telah kulewati. Tak kusangaka, 10 menit lagi aku akan berada dalam sebuah dilema yang sangat besar. Jalan terasa begitu singkat. Sedikit lagi cincin ini akan tinggal di jari manisnya. Tinggal menyebrangi jalan raya ini aku akan sampai ke sana. Aku gugup. Aku sangat gugup. Aku mempercepat langkahku. Dengan cepat aku berlari. Sejenak aku melihat sebuah kilauan cahaya yang sangat menyilaukan menembak mataku. Aku tak mampu melihat. Yang kurasakan beberapa detik kemudian adalah sebuah kegelapan. Kegelapan yang membutakan aku. Kupaksa mataku untuk membukanya, tapi tak bisa. Semuanya gelap, semuanya hilang, semuanya hitam.
NB: aku merindukanmu jiwa dan ragaku! Aku ingin bertemu denganmu! Aku sangat ingin bertemu denganmu. Entah kenapa aku tak pernah bisa melakukannya. Aku tahu kamu mungkin sedang memperhatikan aku dari sana. Aku sudah tak bisa tertawa lagi. Bahkan sampai hari bahagiaku sekarang, aku tetap tak berbahagia karena hanya kamu yang ada dipikiranku. Hanya kamu yang masih kucintai sampai saat ini. Terima kasih atas segalanya dan yang telah kamu berikan. Hanya itu yang mampu aku ucapkan. Aku tahu, kamu pasti senang dan sedih. Kamu senang karena aku sudah mendapatkan pengganti kamu. Kamu sedih Karena bukan kamu orang yang duduk disamping aku sekarang ini, tetapi orang lain. Tapi sesungguhnya dan yang harus kamu ketahui, AKU SANGAT MENCINTAIMU SEKARANG DAN SELAMANYA!!!
DIA ADALAH AKU YANG MENCERITAKAN INI. KENANGAN LAMA YANG KUINGAT LAGI DAN SAMPAI SEKARANG AKU TAK MENERIMANYA. AKU TAK PERCAYA DIA TELAH PERGI!!!
Maryo Anugerah Sarong Dan Dian Kusumo Hapsari
30 April 2010
21.16 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar